NUSANTARA MAJAPAHIT VERSI UMUM DAN KHUSUS

MAJAPAHIT DAN NUSANTARA

Majapahit adalah sebuah kerajaan kuno di Indonesia yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389. Majapahit menguasai kerajaan kerajaan lainnya di semenanjung Malaya, Borneo, Sumatra, Bali, dan Filipina. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu terakhir di semenanjung Malaya dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Kekuasaannya terbentang di Sumatra, semenanjung Malaya, Borneo dan Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih Hanya terdapat sedikit bukti fisik sisa-sisa Majapahit, dan sejarahnya tidak jelas. Sementara itu, Nagarakertagama merupakan puisi Jawa Kuno yang ditulis pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk. Setelah masa itu, hal yang terjadi tidaklah jelas{pemerintahan berganti Islam, pencatatan sejarah dihilangkan} Selain itu, terdapat beberapa prasasti dalam bahasa Jawa Kuno maupun catatan sejarah dari Tiongkok dan negara-negara lain. Namun demikian, banyak pula sarjana yang beranggapan bahwa garis besar sumber-sumber tersebut dapat diterima karena sejalan dengan catatan sejarah dari Tiongkok, khususnya daftar penguasa dan keadaan kerajaan yang tampak cukup pasti{Tiongkok pencatat sejarah paling canggih}

Sejarah Majapahit
Sesudah Singhasari mengusir Sriwijaya dari Jawa secara keseluruhan pada tahun 1290, Singhasari menjadi kerajaan paling kuat di wilayah tersebut. Hal ini menjadi perhatian Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia mengirim utusan yang bernama Meng Chi ke Singhasari yang menuntut upeti. Kertanagara, penguasa kerajaan Singhasari yang terakhir, menolak untuk membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut dengan merusak wajahnya dan memotong telinganya. Kublai Khan marah dan lalu memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa tahun 1293. Ketika itu, Jayakatwang, adipati Kediri, sudah membunuh Kertanagara. Atas saran Aria Wiraraja, Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya, menantu Kertanegara, yang datang menyerahkan diri. Raden Wijayakemudian diberi hutan Tarik. Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru. Desa itu dinamai Majapahit , yang namanya diambil dari buah maja, dan rasa "pahit" dari buah tersebut. Ketika pasukan Mongolia tiba, Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongolia untuk bertempur melawan Jayakatwang. Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya secara kalang-kabut karena mereka berada di teritori asing. Saat itu juga merupakan kesempatan terakhir mereka untuk menangkap angin muson agar dapat pulang, atau mereka harus terpaksa menunggu enam bulan lagi di pulau yang asing. Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu pada tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana. Kerajaan ini menghadapi masalah. Beberapa orang terpercaya Kertarajasa, termasuk Ranggalawe, Sora, dan Nambi memberontak melawannya, meskipun pemberontakan tersebut tidak berhasil. Slamet Muljana menduga bahwa mahapatih Halayudha lah yang melakukan konspirasi untuk menjatuhkan semua orang terpercaya raja, agar ia dapat mencapai posisi tertinggi dalam pemerintahan. Namun setelah kematian pemberontak terakhir (Kuti), Halayudha ditangkap dan dipenjara, dan lalu dihukum mati. Wijaya meninggal dunia pada tahun 1309. Anak dan penerus Wijaya, Jayanegara, adalah penguasa yang jahat dan amoral. Ia digelari Kala Gemet , yang berarti "penjahat lemah". Pada tahun 1328, Jayanegara dibunuh oleh tabibnya, Tanca. Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya menggantikannya, akan tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi pendeta wanita. Rajapatni menunjuk anak perempuannya Tribhuwana Wijayatunggadewi untuk menjadi ratu Majapahit. Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang menjadi lebih besar dan terkenal di daerah tersebut. Tribhuwana menguasai Majapahit sampai kematian ibunya pada tahun 1350. Ia diteruskan oleh putranya, Hayam Wuruk.
Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389. Pada masanya, Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313–1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah. kekuasaan tersebut tampaknya tidaklah berada di bawah kekuasaan terpusat Majapahit, tetapi terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan, oleh raja Majapahit yang juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam, dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok.
Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah, yaitu berawal pada kondisi konflik sosial politik pada awal Kesultanan Demak di bawah pimpinan Raden Patah. Perlakuan Raden Patah kepada sang ayah Prabu Brawijaya dinilai sangat keterlaluan. Sebagai Raja yang masih resmi menjabat, Prabu Brawijaya digulingkan dari tahtanya secara mengenaskan, dengan dukungan Para Wali, yang akhirnya kekuasaan Keraton Majapahit pindah ke Kasultanan Demak, hal tersebut ditulis dalam Suluk Darmo Gandul yang terdiri atas 17 Pupuh, (Pupuh I ; Dhandhanggula, Pupuh II ; Asmaradana, Pupuh III ; Dhandhanggula, Pupuh IV ; Pangkur, Pupuh V ; Sinom, Pupuh VI ; Dhandhanggula, Pupuh VII ; Sinom, Pupuh VIII ; Pangkur, Pupuh IX ; Asmaradana, Pupuh X ; Dhandhanggula, Pupuh XI ; Mijil, Pupuh XII ; Kinanthi, Pupuh XIII ; Megatruh, Pupuh XIV ; Pocung, Pupuh XV ; Asmaradana, Pupuh XVI ; Girisa, dan Pupuh XVII ; Kinanthi), 133 halaman, dengan ukuran 32,5 cm x 21 cm. Suluk ini ditulis oleh Ki Kalamwadi berdasarkan keterangan penjelasan gurunya yang bernama Raden Budi, saat penulisannya pada tanggal 23, hari Sabtu Legi, bulan Ruwah, tahun Je, Windu Sancaya, musim 6, Aryang, Wuku Wukir dengan Sengkalan Wuk Guneng Ngesthi Nata, yang kemudian dipaparkan kepada muridnya bernama Darmo Gandul.

Selama menjabat sebagai Raja, Prabu Brawijaya ditemani oleh abdi dalem Keraton Majapahit yaitu Sabdo Palon dan Noyo Genggong. Kedua abdi dalem tersebut sangat populer di kalangan Masyarakat Jawa, dengan Ramalan Ghaibnya yaitu Sabdo Palon dan Noyo Genggong.
Ramalan Sabdo Palon dan Noyo Genggong dapat dipergunakan sebagai acuan untuk melihat gejolak sejarah, jatuhnya Majapahit. sabdo Palon berjanji Setelah 500 tahun keruntuhan Majapahit akan kembali dengan Momongannya untuk mengembalikan kejayaan Majapahit. Ciri-ciri momongannya: Kelak bila ada Orang Jawa yang nama nya TUA bersenjatakan Kaweruh/Kasunyatan yang akan menyadarkan orang jawa akan kabenaran dan kekeliruan Agemannya. Selama 500 tahun sejak bergantinya pemerintahan islam, Jawa mengalami kemunduran Akibat Budaya islam tidak lagi memuja Para Leluhur di Candi-candi yang hancur dan terbengkalai dianggap tempat musrik. Hingga akhirnya dijajah Belanda{kristen} selama 350 tahun, Berkat keyakinan Ramalan Jayabaya Bung Karno berhasil memerdekakan bangsa ini. Bung Karno ingin mengembalikan sistem Majapahit dengan Pancasila Bhinneka Tunggal Ika Tanhana Darma Mangruwa yang berhasil menyatukan Nusantara, tapi karena Ajaran ini kurang dikenal dan dianggap Galian ilmu Majapahit, sedang sebagian besar orang telah mengenal ilmu Arab yang bertentangan dengan Majapahit, contoh : Arab {islam} dengan saudaranya Israel{kristen} perang, selain islam dianggap kafir, sedang ajaran Pancasila Kerukunan/persatuan contoh dalam negri perang Ambon, poso, Ahmadiah dibubarkan, Saptodarmo dihancurkan, Pura Majapahit Trowulan ditutup dll. Jadi jelas Sariah islam bertentangan dengan ilmu Majapahit yang Adiluhung. Akhirnya Bung Karno[penggali Pancasila/pendiri R.I] dijatuhkan, sebelumnya pengikutnya ditumpas sampai akarnya, diteruskan Orba. Dimana sekarang Arab yang Padang pasir minyaknya akan habis mencari daerah baru untuk membangun kekuatan menguasai Dunia, pilihan jatuh Indonesia yang subur makmur gemah ripah loh jinawi, kayu ditancap tumbuh, air melimpah, penduduknya bodoh mudah ditipu, contoh Tanahnya sendiri subur makmur malah menyucikan tanah arab yang kering krontang, di TV bahkan banyak bangsa kita hidup dibawah jembatan di arab, pulang mati pun banyak wanitanya, Ali orang arab ditangkap membiayai pengeboman, Nurdin top dilindungi dikasih istri dan anak agar sulit ditangkap, teroris dianggap pahlawan dll dsb dst. Jadi jelas Para Leluhur Nusantara Marah melihat penduduk/keturunannya sudah murtad tidak menghargai tanahnya yang subur makmur. Impian rak'yat kecil tentang keadilan dan kemakmuran temtu bisa menggugah Sabdopalon. Budaya Nyuguh, Odalan, Caru dll hanya lestari di Bali, dilain tempat tidak dilakasanakan, tanah diambil/dikuras hasilnya tanpa dikembalikan upacara untuk Leluhur Nusantara, akhirnya Sabdopalon marah mewujutkan janjinya. contoh Angin Agung Anggergisi di tv Banyak Angin besar menghancurkan, Lindu pengpitu sedino, Gempa melanda, banjir bandang, Pageblug penyakit dll bencana akan melanda. Toh mesyarakat tetap tidak Eling tetap kukuh ajaran Allah, ajaran jalan Tol. contoh mau bikin KTP dari RT, Lurah baru Camat masak langsung nyelonong? demikian pula ke Tuhan kan melalui Leluhur yang menciptakan kita dengan cinta, bukan perang. Jaman Majapahit bisa Gemah Ripah Loh Jinawi, upcara Srada di Candi Leluhur diperbesar. orang Cina makmur karena memuja Leluhur/Makco/Kongco biarpun dianggap kafir, Bali makmur tidak ada orang mati di Arab, akibat selalu Odalan, caru dll, yang uangnya di belanjakan dipasar dinikmati bangsa sendiri, bukan hilang ke arab. ini hanya contoh soal, mau percaya of tidak terserah anda. Yang penting Kitab SAbdopalon pasti terwujut, kan semua orang kan percaya kitab? contoh Kitab qur'an, injil, weda dll. masak kitab kita Sutasoma, Sabdopalon buatan Leluhur sendiri tadak dipercaya? cobtoh lagi Jepang, di abad modern masih percaya Raja/Tenohaika turunan Matahari/Amaterasu' Majapahit simbulnya Matahari/Surya, jadi kita percaya Bhatara Surya/Matahari juga biarpun dimata islam dilarang memuja selain Allah. bukti yang muja Allah perang terus Palestina[islam] dan Israel[kristen]. yaaah. marilah kita jadi orang bodoh saja melihat kenyataan, berkatalah benar kalau memang benar, jangan pakai dalil kitab orang, pakailah dalil kitab-kitab kita sendiri peninggalan Leluhur yang terbukti bisa menyatukan Nusantara, sedang timur tengah sampai detik ini belum bersatu pahamnya, ada Arab Wahabi, Siah, Suni, taliban dll. Ramalan Sabdopalon sedang berjalan, Puri Surya Majapahit mengadakan Odalan, ngenteg linggih, caru dll. 9 september 2009. harusnya di jawa Trowulan tapi dilarang Pura ditutup dilarang kegiatan ritual, dan kegiatan dalam bentuk apapun oleh Adat Arab yang diwakili Pemerintah R.I. ironis, tapi kita maklum Bung Karno Pendiri R.I penggali Pancasila Tewas dalam tahanan R.I yang didirikannya. sekali lagi ironis bangsaku. Bagimu Negri jiwa raga kami {bukan bagi arab lho} Pepatah: Ayam mati di padi : Negara subur makmur rak'yat mati kelaparan, makan nasi jemur. Gajah didepan mata tidak kelihatan {negara subur makmur, ajaran adiluhung, adat budaya, kitab-kitab sendiri} tidak kelihatan, Kuman disebrang lautan{adat budaya arab, kitab-kitab import, negri kering krontang} tampak jelas. tulisan ini bukan mengada-ada tapi kasus nyata, yang dialami anak bangsa negri ini. sekali lagi cocntoh: Ingin melaksanakan budaya sendiri Memuja Leluhur ditanah sendiri Trowulan dilarang Coba ingin Odalan, caru nyuguh Leluhur sendiri malah diserbu, di bom gagal malah ditutup[SKB] ini nyata, bukan dongeng. sampai diundang ke Bali dan Sekarang bisa odalan di Pura Ibu Majapahit Puri Gading Jimbaran 9-9-'09 . Padahal Leluhur Majapahit itu di Jawa Candi-Candi nya biarpun roboh dan sudah dibuatkan di Puri Surya Majapahit Trowulan. Majapahit tinggal Bali yang bisa Odalan. Orang nyekar ke Makam para Syeh, wali pokoknya islam bebas, lha ngupacarai Leluhur yang belum kenal islam dilarang, jadi tanah ini milik islam ya? Aneh tapi Nyata. Padahal Nusantara ini kan Indonesia bukan arab. {uneg-uneg, jeritan, kata hati para pendukung Majapahit biarpun dianggap angin} ini pada ngayah mau odalan Leluhur pada 9 september 2009 ini pemberitahuan, harus iklas, dan menghormati Leluhur bila mau datang, kami juga tidak ingin didatangi orng yang tidak tulus dan iklas. {ditulis Gusti Heker}

MEMBANGUN & KRITIK DENGAN JELAS

Comments megaburan Pro dan Kontra akan tetap Diterbitkan BEBAS

14 Suara Gemuruh to “NUSANTARA MAJAPAHIT VERSI UMUM DAN KHUSUS”

Cerita tentang jatuhnya Majapahit yang dipakai sebagai dasar Sejarah Majapahit versi disini berasal adari buku putih Babad Tanah Jawi. Raden Patah (BTJ) atau Radin Bahar (HHT) atau Ranawijaya (Prasasti) adalah tokoh yang sama. Sekalipun mereka Islam namun mereka tetap mempertahankan adat Majapahit dalam pemerintahan. Pergantian dari Majapahit ke Demak berlangsung pada masa Pangeran Sabrang Lor. Hingga Demak sebelum jatuhnya Malaka oleh Portugis, wilayah Demak masih seperti wilayah Majapahit lama.

Parakawi mengatakan...
on 

Tetapi realitanya/kenyataannya...Islamlah yang menumpas adat Majapahit, mensesatkan bila tak sesuai dengan islam dengan cap kafir...sesat dan musrik..syirik..hingga sesama saling gebuk-gebukan..baik dahulu maupun sekarang. Entah kelompok atau perorangna mereka menyebut atas nama Islam (bisa dari bahasanya atau KTP nya). Mau tidak mau...ini realita

Sugiantoro mengatakan...
on 

Dulu memang sunan-sunan atau wali-wali utusan Arab memang memakai adat...dengan wayang supaya rakyat mau memeluk. Tapi bagi yang tidak mau ya...ditumpas.

Anonim mengatakan...
on 

Di Majapahit juga demikian kok. Prapanca naik menjadi Dharmadyaksa ri Kasogatan sekalipun usia belia terbilang muda untuk sebuah jabatan petinggi keagamaan didasarkan karena pemerintah Majapahit berniat membendung agama 'Eling'. Prapanca dipilih karena ia setia kepada pakem agama saat itu. Agama 'Eling' adalah agama yang menekankan sisi iman saja tanpa harus mengikuti syariat agama yang ketat. Semacam cikal bakal aliran kepercayaanlah. Karena itu dalam Nagarakrtagama, Prapanca juga 'mengkafirkan' atau mencela dengan keras para pendeta yang ikut berburu sebagaimana cara kesatria. Menurutnya hal tersebut tidak pantas dilakukan bagi para pendeta saat itu baik Hindu maupun Buddha.

Kita tidak tahu bagaimana ending celaannya. Tapi bagi saat itu celaan seorang petinggi yang didukung negara tentu memiliki implikasi politik. Lihat: Meluruskan Penyimpangan Sistematis Sejarah Majapahit.

Parakawi mengatakan...
on 

Penumpasan adat Majapahit sebenarnya dilakukan oleh Panembahan Senopati. Beliau dapat diketegorikan sebagai Kejawen. Pada masa Demak struktur adat Majapahit diselaraskan dengan perkembangan jaman masa itu. Pada masa Panembahan adat Demak yang mengikuti Majapahit dirubah secara total. Ia meniadakan jabatan para wali raja (sunan), mengisolasi Jawa untuk tidak berhubungan dengan dunia luar seperti yang dilakukan Shogun Tokugawa di Jepang. Dan memang Senopati adalah 'shogun' Jawa dan bukan raja Jawa.

Parakawi mengatakan...
on 

Disini sudah jelas...mau dilihat apalagi semisal FPI (apaun alasannya)..gerakan-gerakan Islam lainnya...baik yang keras mau pelan tapi pasti...MUI yang mudah katakan haram dan sesat...pada aliran kepercayaan...Kalau memang tidak demikian begitu...kenapa harus ada 1965 orang dicap komunis akhirnya di Bantai...tulisan Cina dilarang...1998 kasus Tanjung Priok...Pembakaran dan pengeboman gereja dibekasi dan Mojokerto...penghancuran Mesjid LDII dan mesjid Achmadiyah serta aliran Sapta Darmo...dan lain-lain itupun semua atas nama Islam....Pertanyaannya Islam yang Mana...???. apakah aqu ini yang bodoh ya..kog Islam yang mana...ya Islam Dajjal...la wong cerita kemarin saja tidak tahu.... kog cerita Prapanca dan Panembahan Senopati.....kepungkur

Eduwannn...jaman edan ora melu edan pasti ora keduman....

Anonim mengatakan...
on 

Adat Majapahit ya jelas di tumpas penganut Islam hingga sirna ilang ditelan Bumi....

Anonim mengatakan...
on 

Pengharaman dan pengkafiran dalam agama juga dikenal di Bali dan Majapahit. Ketika Kertanegara dibunuh saat upacara sesuai aliran Bairawa, Hindu Bali menyebut kematian Kertanegara sebagai pemabuk dan pezina. Padahal pada saat itu jelas Kertanegara tengah menjalankan laku ibadah. Dengan demikian di Majapahit dan Balipun saat itu, berkembang opini bahwa yang bukan alirannya sesat.

Sesat dan fonis sesat berarti juga ada disemua agama.

Parakawi mengatakan...
on 

Kalimat 'Sirna Ilang Kertaning Bumi' (1400 S) yang anda sunting berasal dari Babad Tanah Jawi yang berarti Hilang Lenyap Kemakmuran Dunia. Kata ini merupakan kalimat yang merupakan hasil pembacaan ulang Pararaton 'Sunya Nora Yuganing Wong' (1400 S). Kosong Tanpa Anak Manusia. Kalimat 'Sunya Nora Yuganing Wong' di Pararaton tidak untuk menyebut Majapahit runtuh. Kalimat ini hanya untuk menyebut ketika kematian Kertabhumi (Brawijaya V versi BTJ) ia tidak meninggalkan putra pengganti. Karena itulah putra pengganti itu diambilkan dari anak putri tertua Brawijaya V yaitu Radin Bahar (Hikayat Hang Tuah). Radin Bahar menjadi raja bernama abhiseka Ranawijaya Bhatara i Kling. Kling atau Keling adalah daerah di Malaka.

Mengetahui bahwa Senapati bukan berdarah Raja, maka pujangga Mataram atas perintah tuan pengarangnya, membuat sanepa (mengaburkan cerita asli) dengan men'cina'kan tokoh Ranawijaya tersebut. Tujuannya jelas agar status keberhakkan tahta Senapati lebih utama dari raja sebelumnya.

Parakawi mengatakan...
on 

He he he he he

LEMBU PETENG maning

m mengatakan...
on 

Runtuhnya Majapahit lebih dikarenakan:
1. Loyalitas terhadap negara dan agamanya rendah sekali, Tak ada militansi. Puncaknya adalah Babah Patah bisa ambil alih kekuasaan. Wali Songo dengan mudah menyebarkan agama baru tanpa tantangan dari istana.Padahal islam sudah masuk wilayah majapahit jauh sebelum Tribuana tungga dewi bertahta.
2. Kebanggaan sebagai warga negara klas I di dunia tidak ada.
3.Kerajaan tidak mendidik rakyatnya agar pinter, sekolah2 hanya untuk kasta tertinggi saja. padahal belahan dunia lain sudah ada universitas2 hebat, Turki, Mesir, India,Cina.
4.Kerajaan tidak memiliki visi dan misi yang jelas terhadap kelangsungan kehidupan rakyatnya maupun jajahannya.
5. Walau sudah berhubungan dengan Cina, mengherankan Majapahit tidak mempelajari dengan baik sistim pemerintahan disana,yang bahkan managemen pemerintahan sampai sekarang masih dipakai di seluruh dunia.
6. Negara tidak mengutamakan pengembangan teknologi. ingat, cina sudah bikin kertas, alat cetak, mesiu.
7.Armada kapal induk majapahit memang kesohor waktu komodor Nala menjadi panglimanya, tapi ilmu perangnya tidak diturunkan dengan baik, terbukti tidak ada teks book ilmu perang dilaut yang seharusnya ditulis oleh komodor Nala atau para empu kelautan.
8.Majapahit mustinya menciptakan Lingua franca/ bahasa persatuan dan diajarkan di seluruh negeri.
9.Majapahit adalah negara monarch mutlak, tidak ada sistim parlementer / wakil rakyat. Hal inilah yang membuat rakyat tidak merasa emiliki / ambil bagian dalam sistim pemerintahan. boro2 militan, bahkan mungkin muak atas sikap pembesar2 yang korup. (trutama angkatan lautnya payah banget korupnya nih). apalagi negara jajahan!!! yang mereka pikir pastilah bagaimana lepas dari pengaruh kerajaan ini, lha wong maunya cuma upeti saja, tanpa ada pengembalian yang memadai.
10. Sifat expansinya sudah baik, tapi hanya dengan negara2 kecil, tidak pernah mencoba expansi ke India atau China. Bila saja saat itu Hayam wuruk berpengalaman gebuk Cina, (kalah sekalipun) akan membuka wawasan beliau akan kebutuhan angkatan perang, baik kwalitas maupun kwantitas.
11. Di sulawesi (daerah jajahan ) Perahu mereka sungguh hebat (Phinisi). Kenapa enggak di adobt sebagai pabrik perahu/ kapal perang. Orang Sulawesi lebih tahu bagaimana membuat kayu mengapung daripada orang jawa /majapahit.
12.Agama Negri2 'seangkatan' asia timur jauh majapahit adalah China, India, Thailand, Jepang. Hanya Majapahit yang jatuh, tetangga2 semua selamat sampai sekarang setelah 600th!!
13. Menurut saya Majapahit jatuh karena KEBODOHAN, KECONGKAAN dan KESEMBRONOAN pemimpinnya.

Salam
Rakai Krisna

Anonim mengatakan...
on 

yth Parakawi,
Menurut orang tuanya, Rakai Krisna adalah keturunan Majapahit taler Eyang Raden Patah, juga Eyang Senopati, beragama impor,tetapi tetap cinta berat dengan negri leluhurnya, Majapahit / Majalengka.
Rakai Krisna menunggu koreksinya nih.

Salam
Rakai Krisna

Anonim mengatakan...
on 

Tapi kalo yang namanya panutan itu seharusnya bisa memilah antara yang bener dan luput, kalo memang belum terbuka hatinya untuk berganti agama ya tidak usah di paksakan. Sebab agama apapun itu baik, tujuannya hanya untuk HYANG MURBENG DUMADI, jadi kalo MAJAPAHIT di rusak dengan unsur politik ya tetap saja kleru. Sebab RASULULLAH tidak pernah mengajarkan kekerasan untuk berdakwah. Makanya Sang Prabu Brawijaya pernah mengatakan bahwa mata orang jawa itu satu, bukan tujuh (mata lapisan), bisa memilah antara benar dan luput. Karena takut dengan sengkeran HYANG MANON. Jadi kalo kita memang orang jawa, tirulah para leluhur kita.
SUGENG RAHAYU kagem para sadulur sadhaya. Nuwun

Salam
Murid Eyang Sabda

Anonim mengatakan...
on 

SOPO NANDUR SOPO NGUNDUH,BECIK KETITIK ALA KETARA,TAN KENO LALI ASAL-USUL SIRO KABEH MANUNGSO SING URIP,ENGGALO LAKU KANG BENING DADIYO URIP SING URIP,YEN WIS KESABDO DADI,DADI,DADI,OJO NGGUMUN OJO DUMEH...!!!YA JELAS JAGAT PASTI ADA YANG NGGELAR ATAS KUASA DAN PERINTAH TUHAN YANG MAHA ESA DAN AGUNG

Unknown mengatakan...
on 

Posting Komentar

Boleh berkomentar panjang lebar, silahkan !,
tapi blog ini bukan promosi jualan, juga jangan salah paham,
baca dulu dan renungkan, lihat kasunyatan, sadar kenyataan.
Semoga berbahagia hari ini. Bersatulah bangsaku melawan dajjal yang meneror untuk memaksakan kehendaknya dengan kekerasan !.