RAHASIA MAJAPAHIT DI BALI SELAMA RATUSAN TAHUN


Radar Bali untuk Anda semua dari Jawa Pos Group [ Sabtu, 20 September 2008 ]
Rangkaian meja upacara letter hurup L tertata di balai areal Candi Ibu Majapahit, Jimbaran. Sebuah meja lengkap dengan banten upakara berdiri di depannya. Di atas meja itulah diletakkan pratima Ganesha dua muka (gajah dan kala). Diyakini pratima itu simbolis ritual caru rsi gana di Majapahit-Bali. (Salah satu bukti fakta bahwa Bali adalah Majapahit, kasunyatan)
JIMBARAN – Siang itu langit begitu bersih. Areal Candi Ibu Majapahit di Puri Gading, Jimbaran tampak lengang. Hanya tampak Hyang Suryo (Sri Wilatikta Brahmaraja XI), Mangku GRP.Noko Prawiro, Komang Edy (Mbiyokong Klenteng Sinar Emas/ Cin Kwang Si), serta tiga orang pemedak di areal candi yang menyatu dengan Klenteng Cin Kwang Si tersebut. Karpet empuk warna hijau ukuran 4x5 meter terhampar di balai. Persisnya jadi alas meja persembahyangan tempat Pratima Ganesha-Kala di-stanakan tersebut. ''Pratima Ganesha-Kala ini kami ambil dari Trowulan, Mojokerto, Jatim,'' kisah Hyang Suryo, mengawali wawancara dengan koran ini, tiga hari lalu. Sesekali Hyang Suryo menghalau seekor anjing putih yang coba mendekat ke karpet. Bagaimana bisa dibawa ke Bali ?.
Ini bermula permintaan World Hindu Youth Organisation (WHYO) terkait 2nd Ganesha Caturthi Festival 2008 yang dilakukan pada 6-7 September lalu di Pura Jagatnatha dan Pantai Matahari Terbit, Sanur, Denpasar. Yakni, dirangkaikan dengan ritual Caru Rsi Gana Jagat Raya (Redite Pon Wuku Medangsia Sasih Katiga Tahun Saka 1930). Berangkat dari keyakinan mereka, kegiatan ini bertujuan, menguatkan kembali pemahanan nilai spiritual Dewa Ganesha.
Terkait tugas beliau sebagai Dewa Kebijaksanaan, Penolak Bala, dan Penglukatan. Makanya, dari ritual tersebut dimaksudkan sebagai upaya pembersihan dunia lewat permohonan kekuatan penglukatan Dewa Ganesha. Di luar agenda WHYO tersebut, Hyang Suryo sendiri ngaku sebelumnya menerima pawisik. Yakni, soal hubungan ritual caru rsi gana dengan keberadaan pratima Ganesha-Kala tersebut. ''Bermula saya melihat orang Bali saat melakukan upacara caru rsi gana melakukan gerakan pembersihan juga membawa bendera bergambar Ganesha,'' beber Hyang Suryo.
Dari situlah dia berpikir (selain juga menerima pawisik), ternyata pratima peninggalan kakek-neneknya: Mbah Gede Ngadri-Mbah Putri Gading Ludoyo (Gebang Lor, Blitar). Dia mengotak-atik pawisiknya dengan teori sederhana saja. Soal pratima Ganesha yang dicocokkan dengan bendera Ganesha di Bali. Lantas kepala kala yang disimbolkan (di Jawa) sebagai sarana untuk upacara ruwatan.
Dan, ujung-ujungnya ada kemiripan. ''Dalam hati, saya bertanya-tanya kok orang Bali upacara ngruwat (ruwatan/odalan/ pembersihan, Red) pakai nggawe (memakai, Red) Ganesha,'' urainya, mengungkapkan rasa penasaran sebelumnya. Dengan bahasa sederhana pula, Hyang Suryo mengurai kalimat caru rsi gana. Di mana, caru dimaknai sebagai kegiatan ruwatan yang di Jawa dikatakan identik dengan kala. Sedang rsi gana dimaknai dengan simbolis Ganesha tersebut. Rupanya, tanda tanya tersebut akhirnya terjawab di ada rangkaian ritual (WHYO) di Pura Jagatnatha, Denpasar, pada 6-7 September lalu.
Saat itu saya bertanya kepada Ida Pedanda Made Gunung soal pecaruan rsi gana yang dikaitkan dengan keberdaan pratima Ganesha-Kala tersebut. ''Dan Ida Peranda Sebali Tinyar menjawab benar. Maka, terbukalah rahasia ritual dari pratima peninggalan Majapahit dengan persembahyangan orang Hindu Bali tersebut,'' bebernya senang sambil ngaku setelah sekitar ratusan tahun rahasia itu terungkap. (djoko heru setiyawan)
DARI TROWULAN VIA DARAT
Selama ini pratima Ganesha-Kala tersimpan di Puri Surya Majapahit Pusat di Trowulan, Jatim. Sebelum pada Jumat (5/9) lalu masuk Bali via darat. Tapi, sebelum dibawa ke Bali, selama di Jatim mulai 2 September lalu dikirab ke Candi Simping di Desa Jimbe, Blitar. Juga ke candi-candi lainnya. Lantas masuk Bali via Gilimanuk, Jembrana.
Selama perjalanan Gilimanuk ke Candi Ibu Majapahit, Puri Gading, Jimbaran, terlebih dahulu dibawa mampir ke beberapa pura dalam perjalanan. Salah satunya ke Pura Rambut Siwi, Jembrana. Lantas pada Sabtu (6/9) dibawa keliling Denpasar sebelum nyejer di Pura Jagatnatha, sehari semalam.
Terkait rangkaian ritual kirab Pratima Ganesha dengan rute Pura Jagatnatha-Pantai Matahari Terbit, Sanur, dilakukan pakemitan di Jagatnatha pada Sabtu malam.
Saat itulah, pratima ini disambut tarian barongsai dari Kongco Dwipayana, Tanah Kilap, Denpasar. Selama pratima di Jagatnatha, banyak umat hadir. Ada yang berdoa, minta berkah, hingga kerauhan. ''Ada yang istimewa, malam itu saat pratima Ganesha-Kala di Jagatnatha hampir semua wilayah Denpasar diguyur hujan, tapi di Pura Jagatnatha tak turun hujan,'' papar Mangku Noko Prawiro.
Begitu juga ketika dilakukan kirab ke Pantai Matahari Terbit. Pratima itu dibawa Hyang Suryo yang naik dokar, selama perjalanan, kuda penarik dokar meringkik (ala kuda jingkrak) terus menerus. ''Ini kami duga kuda tersebut terpengaruh kuatnya tuah pratima Ganesha-Kala,'' sambungnya. (djo)
BERJODOH DENGAN KERIS GANESHA DAN TOMBAK KALA
KEANEHAN lain yang diakui Hyang Suryo semenjak pratima Ganesha-Kala di Bali. Ternyata, ketemu jodohnya, bisa disebut pengawal. Karena ternyata, dari koleksi ratusan keris Hyang Suryo di areal Candi Ibu Majapahit, ada sebilah keris Ganesha dan tombak bermotif kala. ''Ini memang jodoh. Dari ratusan keris yang saya miliki, semuanya berpasangan.
Kecuali keris Ganesha ini. Tak tahunya berjodoh dengan pratima Ganesha-Kala. Begitu juga tombak kalanya,'' ungkap Hyang Suryo yang lantas menjajarkan kedua senjata itu di kanan dan kiri pratima. Kejadian lain yang dinilai berbau niskala adalah saat dilakukan ritual di Pantai Matahari terbit, Sanur, terkait kirab pusaka WHOY tersebut. Saat itu, wakil umat India (rombongan Agni Hotra) hendak melalukan ritual pakelem di laut Sanur.
Mereka membawa enam buah arca Ganesha. Saat yang sama, umat juga diberi kesempatan berdoa di sekitar pratima Ganesha-Kala yang nyejer di pantai tersebut. Tiba-tiba, di tengah pakelem, ada pemedak (dipanggil Ibu Eka) kerauhan. ''Lebih baik saya saja yang ditenggelamkan ke laut. Arca Ganesha ini jangan,'' kata Eka seperti ditirukan Hyang Suryo.
Diuraikan, saat bicara demikian, Eka memegang erat salah satu arca Ganesha yang hendak dilarung ke laut. Dan, akhirnya satu arca ini tak jadi dilarung. Sehingga, yang dilarung hanya lima arca saja. ''Kini arca Ganesha yang tak jadi dilarung itu kami tempatkan di gerbang Candi Ibu Majapahit ini,'' beber Hyang Suryo sambil mendongak menunjukkan arca dimaksud di depan balai tempat wawancara. (djo)
NB: Inilah yang akan saya kupas bukti-bukti bahwa Bali adalah Majapahit, Dunia melihat Bali karena adat ritual serta Budayanya dari Majapahit dilestarikan. Seharusnya bangga dengan sejarah yang pernah melewati masa kejayaan Majapahit sebelum di hancurkan kaum penjajah termasuk pedagang Gujarat Arab. Tunggu berita selanjutnya. Rahayu...Rahayu...Rahayu.
Dulu Gemah Ripah Loh Jinawi bisa dilihat Bali kasunyatan Majapahit dikira keturunan masa Majapahit musnah.Ironis sejarah bangsa ini justru yang lebih tahu bangsa Eropa. Bangsa Indonesia kemana..??.
Maklum terlalu lama dijajah termasuk sampai saat ini, hingga kebebasan mengemukakan pendapat dan keyakinannya ditentang oleh pemeluk keyakinan Arab, padahal disini sudah berdasarkan Pancasila tetapi tetap terkekang.
Pancasila hasil Maha karya Mpu Tantular. Majapahit .Lontar-lontar saking Majapahit. Kitab Purwa Bumi Kamulan, masih banyak lagi yang harus diungkap bukan dongeng. Slogan Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Darma Mangrwa adalah semboyan Majapahit hingga bisa menyatukan Nusantara. Fakta...Bali bukan dari India tapi India pernah menjadi bagian dari Negara Majapahit yang disatukan oleh Rakyan Mahapatih Hamangkubumi Gadjah Mada dari Madakaripura.

MEMBANGUN & KRITIK DENGAN JELAS

Comments megaburan Pro dan Kontra akan tetap Diterbitkan BEBAS

28 Suara Gemuruh to “RAHASIA MAJAPAHIT DI BALI SELAMA RATUSAN TAHUN”

mas or mb???
mw nanya.. anda keturunan jg kahh??
lok iya mseg ke emailQ yawh.. hendra_4277@yahoo.co.id
serius.. mw tanya bnyk hal ttg majapahit..
thanks b4..

Anonim mengatakan...
on 

iya saya keturunan yang ke sekian kalinya

Anonim mengatakan...
on 

jikalau anda mengaku leluhur ada adalah majapahit yg berpusat di jawa..maka saya akan mengaku keturunan dari leluhur saya maha patih kebo iwa yg berkedudukan di belah batuh.....saya tdk akan mengaku keturunan majapahit..tanah bali, budaya bali, orang bali, bukanlah semua warisan majapahit..bisa dilihat upacara2 agama di bali smua'a asli lokal jenius orang bali...sebelum qt menyalahkan orang arab yg menutup sejarah majapahit...lebih baik orang bali melihat bagaimana sekarang banyak babad2 yg sudah tidak relevan lg...
contohnya PURA LEMPUHYANG yg dulunya di-emong oleh desa adat gamongan dan di-empon oleh desa2 di luar gamongan, sejak tanggal 11 april 2003 diambil alih dengan nedunang, nuhur prasasti dan pratima. dalam rangka aci purnamaning kedasa tgl 16 april 2003 di pura lem[puyang madya dijaga 1 pleton pasukan dalmas polres karangasem, penjagan itu karena belum adanya kesepakatan menyangkut status dan aci di pura itu antara MGPSSR (maha gotra pasek sanank sapta resi) dengan pengemong desa adat gamongan (balipost 12 april 2003). Bagaimana yg mengaku keturunan majapahit sekarang menanggapi ini dimana pasek notabene merupakan utusan dr majapahit ke bali...kok sama ikut2 suka ngerebut dan ngaku2 sebagai pemilik pura yg kondisi'a sudah baik dan mendapat dana sumbangan gede..sementara kalangan majapahit blm pernah ikut membangun pura itu dr dulu sampai sekarang...Andang bangkitkan majapahit..saya akan bangkitkan kerajan bali kuna...jaya sri asta asura ratna bumi banten..jaya sri kebo iwa...jaya bali....

gung bali mengatakan...
on 

Wahai Gung Bali....

Sepertinya anda tidak ada bedanya dengan manusia Jawa masalalu yang hidup di masakini sebagaimana pada websitus ini. Kauu bilang orang arab menghapus sejarah majapahit???!!!!

Otak-otak dajjal india betul kau itu. Tidakkah kau berpikir bahwa setiap babakan sejarah senantiasa ada interaksi dengan budaya lain??? termasuk dajjal arab! Oleh karena manusia nusantara (90%) menerima dajjal arab sebagai jatidiri, maka sewajarnya dajjal arab mewarnai kehidupan manusia nusantara masakini. Jadi tidak ada penghapusan sejarah. Kalu seperti itu logikanya, maka kedatangan dajjal india telah menghapus sejarah budaya nusantara sebelumnya!!

Begitu lho! berpikir itu jangan dengan picik dan sempit... Pakai otak kepala bukan otak dengkul...

Salam dari:
Anonimous Keturunan Jawa Ngapak

Anonim mengatakan...
on 

hahahahahahaha.....sangat memalukan bila dilihat sejarah majapahit runtuh.....

runtuhnya bukan diserang oleh kerajaan lain tapi oleh keserakahan jiwa menjajah kalian....sampai2 mengorbankan saudara kalian sendiri SUNDA untuk ditaklukan.....namun Tuhan tidak tidur....bangsa2 lemah lain boleh kalian zolimi dan aniyaya serta kalin peras dan jajah....tapi tidak dengan SUNDA.....

hahahaha......padahal baru sekali saja majapahit mencoba menyenggol SUNDA di perang Bubat yang kalian, majapahit, kobarkan dan buat sendiri.... namun Tuhan sudah MURKA...

justru perang Bubat itulah AWAL dari AKHIR SEJARAH MAHAJAJAH MAJAPAHIT....

SUNDA tidak menghancurkan Jajahpahit dengan mengirim Kesatria terhormat....namun cukup dengan menunjukan perbuatan khianat, keji dan kotor yang Jajapahit lakukan oleh GajahMabok terhadap utusan kehormatan dan rombongan sipil pengiring Putri Dyah dari Kerajaan Sunda. Karena peristiwa inilah yang membuat PenDuka Ayam Buruk kemudian Nelongso gak karu karuan hingga akhirnya stress kabur mewek minggat dari kerajaan dan pergi hilang (mungkin MAMPUS) entah kemana atau dimakan apa (mungkin tikus, mungkin macan jawa, mungkin Celeng), atau mungkin mati kelaperan....

itulah AWAL DARI AKHIR KISAH JAJAHPAHIT rajanya idup gak tenang karena berdosa, patihnya stress karena gadis impiannya tiada, para petingginya salingbunuh berebut kuasa, rakyatnya gak keurus, dan wilayah jajahannya akhirnya melakukan pemberontakan....

sejarah akhirnya adalah....JAJAHPAIT kemudian hancur berkeping2

ditelan KARMA dan WAKTU....



-GERAKAN ANTI FASISME JAJAHPAIT-

(mari kita seret (di jalanan pake truk) dan adili Almarhum Eyang Suryo Brahmaja(RIP) yang ngaku2 Raja keturunan majapahit sesuai dengan Hukuman Keras zaman Kerajaan Majapahit yaitu di penggal lidah dan pancung kepala di depan umum)

Anonim mengatakan...
on 

Hahahahahaha.. setuju seqalee dengan ide dasar Anonim di atas.... Kehancuran majapahit bukan karena siapa-siapa, tapi karena kalkuannya petinggi majapahit itu sendiri! Maka, sudahlah... jangan menyalahkan kedatangan dajjal Arab (Baca Islam) atas kehancurna majapahit...

Kalian menerbitkan web atau tulisan atau artikel seperti di web ini hanya akan menambah borok-borok majapahit di masa lalu diketahui orang banyak! Baca dan renungkanlah!

Jika ide dan pikiran orang seperti pendiri dan pendukung web ini dijadikan dasar pengelolaan ke-Indonesiaan, wah...bisa gawat karena daerah lain pasti ogah dijajah "majapahit" lagi. Logika berpikir "geopolitis" yang udah usang janganlah diterapkan di masa sekarang ini. Seakan-akan dengan kepemimpinan majapahit nusantara makmur dan sentosa. Kenyataannya pada masa majapahit, penakulukan dan penyerangan, peperangan dan perebutan kekuasaan, pembrontakan dan lain sebagainya marak terjadi. Jadi apanya yang makmur sentosa????

Koplo kalo mikir ya hasilnya juga koplo!

Salam dari:
Anonimous Keturunan Jawa Ngapak!

Anonim mengatakan...
on 

wah lama saya tdk buka blogs ini ternyta pernyatan komen saya sudah di bls....maaf saya bukan orang india..saya orang bali yg beragama bali..bukan agama hindu majapahit,yg g karuan dasar sastra'a apa...bukankah anda yg keindia-indian sehingga upacra anda mirip di india...mana budaya majapahit..???ini budaya bali,peningalan leluhur bali..apakah ada sastra danghyang dwi jendra di jawa..??ato di trowulan..???itu tdk ada,upacara di bali smua masih menggunakan budaya bali..ada hindu jawa bisa mejaitan seperti orang bali..???smua tdk ada..jngn smua dipolitisir...buktikan mana budaya majapahit....

gung bali mengatakan...
on 

keturunan jawa ngapak mah ketakutan nih.....goblok kao orang...ngalahin ulat bulu j g bsa,nutup sumur lapindo j g bsa..lo klebihan nangkep jin masukin kbotol seh.....

gung bali mengatakan...
on 

hahahahahaha.. Gung Bali... apanya yang mesti ditakutin.. takut sama siapa???? hueeeks..hueeeeks... emang aku gak bisa ngalahin ulat bulu kok... wkwkwkwkwwkwkwk...

Kehancuran majapahit bukan karena arab! tp karena intrik-intrik internal! Jas Merah, Bung!

gak penting yang gitu-gitu.... cool man Gung Bali..... Berpolemiklah dulu kau dengan orang yang nagku-ngaku keturunan majapahit ini....

Bukankah orang yang mengaku keturunan majapahit di web ini mengklaim bahwa Bali adalah wujud majapahit masalalu????? Nah, kau menolak itu... hehehehehehehe....silahkan berdiskusi antara orang bali masakini dengan majapahit masalalu yang hendak diwujudlkan di masakini.....wkwkwkwkwkwkwkwk....

Salam dari:
Anonimous Keturunan Jawa Ngapak

Anonim mengatakan...
on 

trus p hubungan'a saya m dajjal india..???? g da hugungan kan.....memang sya tdk setuju lg dengan pernyatan2 di web ini,karena sedikit tidak'a data'a yg agak rancu dan bersumber dari mana jg sya tdk tau..smua hanya berpatokan dr yg nama'a hyang suryo/wilatikta...mana bisa sebuah data sejarah hanya berpatokan dr 1 orang tnpa d sumber2/bukti2 lain sebagai bahan pendukung...dan di sini juga seharus'a agama tdk di adu domba lg...meski ada kutukan sabda palon sya yakin meskipun itu benar2 terjadi,bliau akan datang hanya untk membangkitkan dan mengajarkankembali ajaran2 budhi yg telah ditingalkan nusantara..nusantara sebelum masuk'a hindu,budha,kristen,islam,memiliki agama'a sendiri,itulah budhi...dan bliau pasti tidak akan membangkitkan slh stu kerajan lag,entah itu majapahit,demak,dsb...indonesia tetap menjadi NKRI,hanya perlu pemahamman budhi yg akan tersebar lg..

gung bali mengatakan...
on 

Oke, mungkin kita gak perlu berpolemik... saya hanya menekankan pada pernyataan anda di komentar Rabu 23 Februari 2011 yang potongan kalimatnya begini: "sebelum qt menyalahkan orang arab yg menutup sejarah majapahit...lebih baik orang bali melihat bagaimana sekarang banyak babad2 yg sudah tidak relevan lg..."

Nah, potongan kalimat itu menunjukkan bahwa anda menuduh kehancuran majapahit karena dajjal Arab! (menutup sejarah majapahit). Suatu logika yang sama persis dengan logika web gheblek ini yang kemudian saya juluki sebagai dajjal India!

Gitu lho.

Yang jelas, web ini memicu konflik SARA. Lihatlah komentar-komentar dari orang tatar sunda, betapa mereka membenci sejarah "kebiadaban majapahit di masa lalu. Belum lagi dengan artikel-artikel yang memojokkan Islam sebagai agama import, padahal majapahit juga beragama import! sesama importir kebudayaan dan agama dilarang saling caci!

That's my point!

Salam dari
Anonimous Keturunan Jawa Ngapak.

Anonim mengatakan...
on 

saya sendiri tdk terlalu peduli dg istilah yg dipakai dlm web ini,sya hanya ingin suatu kejujuran tentang sejarah tanpa harus ada kepentingan di dalam'a,klo masalah agama sebenar'a jg pada jaman majapahit atopun kerajan2 lain pas masa itu tdk 100% mengadopsi hindu india,sadarkah sejarah qt lebih banyak di hargai orang asing ketimbang qt,budaya qt lebih banyak dihargai ketimbang kita...salahkah malaysia mengklaim reog,wayang,batik,dsb..di sana seniman lebih dihargai dbnding di indonesia,seniman reog terpaksa mengamen demi menghidupi kluarga,brita ini pernah sya lihat di tv,yg pling baru museum sejarah melayu yg menggunakan peningalan2 di sumatra kini ada di malaysia,dimana sejarah dan budaya di hargai disanalah dia akan hidup..dan sekarang apa kah kbudayan qt..????sebesar apa penghargaan qt terhadap sejarah dan budaya qt sendiri..?????skali lg jngn semua'a berdasarkan akan kepentingn....kejujuranlah yg diperlukan untuk membangun sebuah sejarah yg murni...selain dr bukti2 otentik yg bisa dipertanggung jawabkan....

gung bali mengatakan...
on 

hahahaha.. di sinilah missing link-nya. Bicara sejarah dan kebudayaan maka tidak bisa dipisahkan bahwa Islam adalah bagian dari sejarah dan kebudayaan nusantara!

Celakanya banyak orang yang ingin memenggal sejarah dan kebudayaan Islam di Indonesia dari tanah air Indonesia. Contoh konkret adalah berdirinya web ghebleg gratisan ini. Celakanya lagi, kemasannya tidak intelek, justru menjatuhkan martabat keluarga besar majapahit dengan susunan bahasa yang maburadul, cerminan tidak menguasai bahasa baru nusantara (bahasa Indonesia, ini asli nusantara) karen terbiasa dengan bahasa dajjal india masa lalu. mending kalo india masa kini!

Jadi, suka atau tidak, diakui atau tidak, Islam sudah menjadi bagian dari sejarah dan kebudayaan bahkan jatidiri bangsa-bangsa di nusantara. nah, kemudian dijadikan dajjal arab oleh web ghebleg ini.

Keberhasilan malaysia membina kebudayaannya karena salah satunya berangkat dari kebudayaan arus utama di masa kini, yaitu Islam! atau kalo meminjam istilahnya web ghebleg ini dajjal arab!

Memang, sebelum Islam datang sudah ada kebudayaan di Indonesia, kehadiran Islam maka semakin memperkaya kebudayaan itu. hanya kelompok elit yang tersingkir dari ranah sejarah lah yang mengatakan kedatangan dajjal arab sebagai penghapus sejarah nusantara! Inilah yang disuarakan oleh web gheblek ini. Dimana admin dan pengelolanya tidak mau muncul lagi saat ini. bahkan web kembarannya http://surya-majapahit.co.cc, tidak mau membuka forum komentar! takut argumennya disanggah dan runtuh!

Membangun nusantara, bangunlah dajjal arab!

Salam dari:
Anonimous Keturunan Jawa Ngapak!

Anonim mengatakan...
on 

memang benar hindhu,budha,islam,kristen,konghucu,memberikan jiwa terhadap budaya nusantara...sya jg td setuju jika sejarah dipaparkan secara sepenggal2..pengakuan terhadap jalan'a sejarah harus qt pelajari...jika memang ada penyebebaran suatu agama dg cara damai,qt tulis di catatan sejarah juga penyebaran tersebut dg cara damai..jika ada penyebaran suatu agama memang dg suatu inpasi y qt tulis jg dg cara inpasi..jngn lg ada kebohongn terhadap sejarah di indonesia ini demi suatu kepentingan....

gung bali mengatakan...
on 

hahahahaha saya kira sejarawan, ilmuwan di semua kalangan sepakat bahwa kedatangan dajjal arab di nusantara itu dengan damai. Karena damainya itulah maka di sebagian besar ranah nusantara sudah menjadi identitas yang tak terpisahkan dari etnisnya! Coba cek etnis melayu, minangkabau, madura, betawi, banten!

bandingkan dengan kedatangan kristen! semua sejarawan dan ilmuwan menulis bahwa kedatangan kristen dan islam memiliki pola yang amat jauh berbeda!

Hanya dongeng dan legenda saja yang mengatakan dajjal arab datang dengan peperangan! Itupun legenda dan dongeng yang diciptakan oleh kalangan elit yang tersingkir akibat kedatangan khazanah budaya baru, sehngga tersingkir dari panggung sejarah!

Kalo soal peperangan, sebelum dajjal arab datang, perang demi perang terus terjadi. Sejarah kerajaan di Jawa adalah penuh dengan peperangan dan penaklukan! Ingat Ken Arok? Ingat bagaimana perang bubat? ingat pemberontakan-pemberontakan di majapahit? ingat bagaimana perang perebutan kekuasaan di majapahit? penaklukan ke wilayah lain oleh majapahit? Bukankah ini peperangan tanpa dajjal Arab????????

Kenapa orang tidak pernah berpikir bahwa kehancuran wilayah lain karena invasi majapahit?????? dengan dalih bahasa "menyatukan????". kenapa seakan-akan keruntuhan majapahit karena invasi dajjal arab????? melalui Demak??????

Coba pikir dengan jernih. tanpa dajjal arab (baca: Islam), majapahit tetap akan runtuh. Ini adalah sebuah keniscayaan sejarah! Kenapa? makanya baca sejarah!

Jadi kenapa titip pandang berangkat dari keruntuhan majapahit dan kedatangan dajjal arab yang dipersalahkan????? Baca sejarah bagaimana invasi majapaht ke wilayah lain! baru jujur menganalisa sejarah!

Sejarah majapahit bukannya tanpa borok!

Makanya kalau ingin membangun Indonesia, maka Islam harus dikedepankan karena ini sudah menjadi jatidiri bangsa di nusantara! Lihat bagaimana malaysia mampu membangun kebudayaanya dengan pijakan dajjal arab????

Lihat kita? menggali dan menggali peninggalan masa lalu yang sudah terpendam di dalam tanah sejarah dan sudah tidak berwujud lagi di masa kini. lalu direkonstruksi ternyata kondisi kekinian sudah tidak kompatibel maka capek-capek menggali tidak pula jadi sebuah fakta budaya dan kekinian. Sedangkan kelompok lainnya mengharap adanya kemajuan dari budaya barat yang belum ada di tempat kita, lalu dipaksakan untuk diterapkan.

Sementara khazanah yang telah dan sedang berlaku di masyakarat sebagai modal dan basis sosial budaya (Lihat Islam) dicampakkan!

Kita ini bagaikan pepatah: "mengharapkan hujan turun dari langit, air di tempayan ditumpahkan" dan " berharap burung terbang hinggap, burung di sangkar dilepaskan"

Jadinya malah tidak dapat apa-apa. bagaikan si Lebay malang! Inilah nasib orang Indonesia. Tidak punya pijakan lagi. Pijakan yang ada dicampakkan dengan menggali pijakan kuno dan berharap pijakan jauh!

kasian-kasian...

Salam dari:
Anonimous Keturunan Jawa Ngapak

Anonim mengatakan...
on 

klo qt membandingkan indonesia dg malaysia msh terlalu dangkal..karena malaysia tdk semajemuk indonesia....pendiri bangsa qt juga memahami itu sehingga bentuk dr negara qt adalah kesatuan bukan agama..tetapi di dalam kesatuan itu ada agama yg menjiwai'a...roh ato jiwa dr agama itulah yg sekarang qt ambil...gusdur pernah bilang jika membuat undang2 ambilah roh dr agama sebagai undang2...seperti UU anti korupsi..bkn UU islam anti korupsi..karena di dalam islam di dalam hindu dn di dalam agama apapun korupsi pasti dinyatakan perbuatan yg salah...itulah kenapa bentuk indonesia bukan negara agama tetapi negara kesatuan...dan ini sudah harga mati..tidak bisa diganggu gugat entah dg dalil agama atopun dg dalil kerajan apa pu.....tp kemana kah admin rasa'a dr dulu qt berdua j yg ngobrol..sya ingin tau pendapat pembuat blogs ini dn pendapat yg mengaku keturunan raja majapahit..bisakah mengetengahi diskusi kecil kami ini..???sehingga pembicaran ini tdk terlalu melebar....

gung bali mengatakan...
on 

Saya tidak sedang membandingkan Indonesia dengan malaysia. Anda yang lebih dahulu menyodorkan nama malaysia di posting ini untuk menjadi contoh dalam hal pembinaan kebudayaan. nah, dari itu saya ambil contoh juga dari kasus malaysia dalam hal bagaimana Malaysia membangun jatidirinya! jadi saya tidak sedang membandingkan Indonesia dengan malaysia! Malaysia terlalu sepele!

Saya kira saya juga tidak sedang menginginkan sebuah negara "Islam". Saya ingin jati diri bangsa ini berpijak kepada sesuatu yang riil di masyarakat kita saat ini.

Saya juga hanya mengkritik pola pikir web gheblek ini yang memojokkan Islam. Padahal, suka atau tidak, disadari atau tidak, diakui atau tidak oleh web ghebleg ini, Islam itu sudah menjadi identitas sebagian besar masyarakat nusantara! Coba cek!

Apakah identitas besar ini harus dicampakkan??? yang nyata-nyata ada di diri kita dan sedang berlangsung di diri kita? hanya demi sebuah atas nama sejarah dan budaya asli yang sudah tenggelam terkubur tanah hitam sejarah? yang notabene sudah tidak berwujud lagi di nusantara????? lalu kita bersusah payah merekonstruksinya????

Kenapa kita tidak tegak berdasarkan basis sosial yang sudah ada saat ini. Bolehlah, keemasan masalalu untuk membangun kebanggaan sebagai sebuah bangsa besar. Bolehlah kita memperkaya khazanah dengan ragam budaya lain, tapi janganlah mencampakkan apa yang benar-benar sudah ada digenggaman kita! Apa lagi mengatakan sebagai dajjal yang membumihanguskan budaya asli.

Kalo bicara asli, saya bertanya, mana yang asli???? bukankah budaya dajjal arab (baca: Islam) sudah menjadi asli bagi orang Nusantara???? atau masih dipandang sebagai unsur asing????

Lantas apa bedanya dengan unsur hindu, budha dan konghucu???????? Apakah ini asli??????

Pengelola Blog ini sudah mati, sehingga tidak berani muncul. Web yang menjadi kembaran web ini malah tidak ada komentarnya, takut ada komentar seperti saya yang tidak bisa mereka pertanggungjawabkan.

Salam dari:
Anonimous Keturunan Jawa Ngapak!

Anonim mengatakan...
on 

buat anonimouus keturunan jawa ngakak..
inilah fakta yang selalu ditutup pemikir islam : penyebaran agama islam dimanapun di bumi ini selalu didahului dengan peperangan selanjutnya penghapusan budaya lokal....itu fakta

Anonim mengatakan...
on 

Wahai anonim di atasku...

yang menulis tentang penyebaran Islam dengan damai di nusantara bukan hanya pemikir Islam, pemikir baratpun demikian. Tapi okelah.. mau ada peperangan mau dengan damai.. masa bodo! Setiap kebudayaan pasti datang membawa perubahan dan dampaknya adalah pergolakan dan pertentangan, termasuk kedatangan kebudayaan dan ideologi dajjal India. Sayang ini tidak pernah dirasakan karena sudah dianggap menyatu dan menjadi asli. Inilah kekeliruan logika manusia seperti kalian sehingga berpandangan picik!

Budaya lokal??? hahahaha.. budaya itu senantiasa berubah. ketika da budaya lain maka terjadi proses interaksi, dialektika, konstruksi, divergensi dna lain-lain hingga akan membentuk fakta baru kebudayaan yang secara kontinum berubah seirama dengan perubahan manusia itu sendiri.

Apakah kau anggap yang kau anggap budaya lokal itu adalah asli budaya lokal an sich! Koplo kalau kau sampai berpikir seperti itu! Kau berarti seperti patung!

Apakah kau pikir budaya "lokal" di wilayah luar jawa yang bercorak dajjal arab merupakan hasil pemaksaan??? (Ingat di sumatera terkenal dengan semboyan adat bersendi syariat, dan syariat itu berdasar alquran. Ungkapan ini dituangkan dalam berbagai bahasa lokal).

Kalo memang hasil pemaksaan kenapa kau tidak berpikir serupa dengan budaya lokal jawa yang kau anggap hasil akulturasi dengan dajjal india sebagai hasil sebuah pemaksaan????? Koplo!

Salam dari:
Anonimous Keturunan Jawa Ngapak

Anonim mengatakan...
on 

Sejarah perlu diluruskan, sebenarnya agama islam masuk sebelummajapahit berdiri, dengan diketemukannya makam Mabh wasil atau Syech Ali syamsuyen dari di tanah rum(eropa) di setono gedong kediri jawa timur.Mbah wasil sebutan untuk syech ngali samsuyen merupakan guru dari Sri Aji Joyoboyo raja kediri.Jadi Sri aji joyoboyo sudah memeluk agama islam.danmakam gajah mada yang secara spiritual berkomunikasi dengan guru kami merupakan seorang penyebar agama islam di wilayah kerajaan Majapahit yang pada waktu itu beribukota di Daha atau kediri.Makam Gajah Mada sendiri di bawah batu Pabrik GulaMrican Kediri.

Anonim mengatakan...
on 

Pada waktu bulan ramadhan ini guru kami melakukan ziarah ke makam para wali di daerah kediri dan nganjuk.menurut informasi guru kami Gajah Mada mempunyai seorang kakek dan seorang ayah yang bernama sama yaitu Gajah Mada pula, jadi tidak heran kalau sejarah bingung masa hidup Gajah Mada.Gajah Mada hidup pada era pemerintahan jayanegara sampai hayam wuruk, berarti mempunyai periode hampir 200thn.Kemungkinan di era jayanegara adalah kakek Gajah Mada dan yg terakhir adalah pada waktu Ibukota majapahit pindah ke Daha(Kediri).Gajah mada yg terakhir dimakamkan di desa badal ngadiluwih kediri.sedangkan putra Gajah Mada yg nomor 3 dimakamkan di desa ngliman nganjuk.mungkin orang menyebutnya ki ageng ngaliman.Gajah mada merupakan sorang muslim asli dari arab dengan perawakan yg tinggi besar hampir 2meter.berwajah tampan tdk sesuai seperti sejarah tulis.Pada waktu pemerintahan Hayam wuruk, gajah mada mengajak hayam wuruk masuk islam tetapi hayam wuruk menolak, maka lambat laun majapahit hancur.Di setono Gedong ada makam walilyullah bernama Syech Maulana Ali Syamsuyen atau orang kediri menyebutnya Mbah wasil.Mbah wasil adalah seorang pandita ratu dari tanah rum (eropa turki).beliau membahas kirtab musarar dengan sri aji jayabaya yg merupakan raja kediri kala itu.orang orang menganggap bahwa sri aji jayabaya beragama hindu.hal ini mungkin terjadi pada waktu itu untuk menghormati rakyat kediri.Sri aji jayabaya berguru kepada Mbah wasil, dari situlah sri aji jayabaya memeluk agama islam.Wallahu Alam

Anonim mengatakan...
on 

Subhanalah, kita di adu domba jin2 jahat nih..., manusia dan roh kita ini di lahirkan semua suci, usahakan kalian jaga dari godaan jin jahat okay ;)

Stefan Rinaldi mengatakan...
on 

Tak ada gunanya berdebat
Biarlah Bali menjadi Bali

Unknown mengatakan...
on 

sudah jelas bahwa bali mendapatkan pengaruh kebudayaan dari era majapahit ,seperti patung gwk, paduraksa ,kori ,gapura terbelah ,candi bentar , meru tumpang ,gupala dll , semua itu dapat ditemui dibali ,jadi kalau ingin mencari bali yg asli tdk ada pengaruh dari majapahit silahkan cek di truyan bali ,itu adalah penduduk asli bali aga ,yg sama sekali tdk ada kaitanya dgn budaya majapahit, saya yakin bali aga adalah penduduk asli bali kuno yg terdesak masuknya hindu majapahit dari jawa ,

marno prambanan mengatakan...
on 
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
marno prambanan mengatakan...
on 
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
marno prambanan mengatakan...
on 

Stuju

Unknown mengatakan...
on 

Bali adalah majapahit dan bali bukan dari india, pernyataan tsbt mnarik.
Pendapat sya bali adalah bali.

Unknown mengatakan...
on 

Posting Komentar

Boleh berkomentar panjang lebar, silahkan !,
tapi blog ini bukan promosi jualan, juga jangan salah paham,
baca dulu dan renungkan, lihat kasunyatan, sadar kenyataan.
Semoga berbahagia hari ini. Bersatulah bangsaku melawan dajjal yang meneror untuk memaksakan kehendaknya dengan kekerasan !.